Masa SMA, adalah masa yang paling indah, gitu katanya kebanyakan
anak- anak seragam putih abu- abu. masa SMA adalah saat dimana kita
bebas ekspresikan yang kita mau, sebagian lain malah berpendapat bgitu,
mulai dari yang positif contohnya ngukir prestasi, sampe yang negatif-
negatif juga ada, mulai dari rokok , bolos, tawuran, nge genk, party
party, dan lain lain, wah. But By the way, taukah kamu kalau masa SMA
adalah juga masa rawan dalam hal pergaulan. Banyak diantara teman- teman
kita diluar sana yang udah terjerumus atau bahkan dengan suka rela
menjerumuskan diri (naudzubillah) dalam pergaulan seks bebas. Ga
percaya, coba aja baca keterangan ini. Hopefully you won’t get shock aja
yow,
“Media Indonesia (6/1) ngutip Kantor Berita Antara nulis, ”85 Persen Remaja 15 Tahun Berhubungan Seks”. Warta Kota (11/2) beri judul, ”Separo Siswa Cianjur Ngesek”. Lalu, Harian Republika terbitan 1 Maret 2007 nulis, ”Penyakit Menular Seksual Ancam Siapa Pun”. Dalam berita itu juga ditulis”Hampir 50 persen remaja perempuan Indonesia melakukan hubungan seks di luar nikah.”
Berita di Republika ngutip hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Survei itu dilakuin taun 2003 di lima kota, di antaranya Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Hasil survei PKBI, yang juga dikutip Media Indonesia, dan disana dinyatain kalau 85 persen remaja berusia 13-15 tahun dah pada ngaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Penelitian pada 2005 itu dilakukan ke 2.488 responden di Tasikmalaya, Cirebon, Singkawang, Palembang, dan Kupang.
Parahnya lagi, menurut Direktur Eksekutif PKBI, Inne Silviane, bilang kalau hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri. Sebanyak 50 persen dari remaja itu ngaku nonton pornografi, contohnya VCD. Dari penelitian itu didapat, kalau 52 persen yang paham gimana kehamilan bisa terjadi.
Penelitian lain dilakuin sama Annisa Foundation, seperti dikutip Warta Kota. Diberitakan kalau, 42,3 persen pelajar SMP dan SMA di Cianjur udah ngelakuin hubungan seksual. Mereka ngaku kalo hubungan seks itu dilakukan suka sama suka, dan bahkan ada yang berganti-ganti pasangan. Penelitian ini dilakukan Annisa Foundation (AF) pada Juli-Desember 2006 terhadap 412 responden, yang berasal dari 13 SMP dan SMA negeri serta swasta.
Laila Sukmadewi, Direktur Eksekutif AF, juga mengatakan hubungan seks di luar nikah itu umumnya dilakukan responden karena suka sama suka. Hanya sekitar 9 persen dengan alasan ekonomi. ”Jadi, bukan alasan ekonomi. Fiuhh..Yang lebih memprihatinkan, sebanyak 90 persen dari mereka paham nilai-nilai agama, dan mereka tahu itu dosa,” ujar Laila. sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas.
Eits, itu tadi di atas belum selesai lho, Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik buat ngedapetin induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid itu nama lain untuk aborsi. Catet!! kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.
Penelitian di Bandung tahun 1991 juga nunjukin kalau pelajar SMP, 10,53 persen pernah ciuman bibir, 5,6 persen melakukan ciuman dalam, dan 3,86 persen pernah berhubungan seksual.
Dari aspek medis, menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas memiliki banyak konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain juga infeksi, infertilitas dan kanker. Ga heran lah makin banyak kasus kehamilan pranikah, pengguguran kandungan, dan penyakit kelamin atopun penyakit menular seksual di kalangan remaja (termasuk HIV/AIDS).
Menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang dari keluarga baik. Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami penurunan sistem kekebelan tubuh menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak dan bayi yang dilahirkannya.
Tingkah laku remaja yang seringkali lepas kontrol ngakibatkan tambahnya masalah sosial yang dialami. Menurut WHO, di seluruh dunia, sekitar 40-60 juta ibu yang ga pengen kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan 500.000 ibu ngalami kematian gara- gara kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 % diantaranya meninggal gara- gara komplikasi abortus yang ga aman dan 90 % terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.
Angka-angka semua tu, boleh jadi cuma puncak gunung es. Guys, Pernah ga sih kita sebagai remaja sedikit aja ngeluangin waktu untuk mikir, kalo Bencana yang terus menimpa bangsa ini insyaallah bisa kok diperbaikin, tapi kalau bencana gara- gara rusaknya moral, terus perbaikinnya kaya gimana coba?. Maka buat kamu- kamu semua, jaga diri baik baik, bentengi diri dengan iman yang kuat deh, en jangan pernah skali- kali kamu coba- coba nglakuin hal kaya’ diatas itu, yang bakal ngebuat kamu nyesel seumur hidup. (White rose, dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar