“Hidupku tak akan berubah sebelum aku merubahnya sendiri”
Aslinya kalimat ini berasal dari
Al-Qur’an yang mulia yaitu Surat Ar-Ra'd 11. Tapi pada tampilan sebuah
iklan, kalimat ini diucapkan oleh gadis belia yang semula berambut
panjang dikepang dua, berkacamata, dan berpakaian cukup sopan meskipun
belum menutup aurat. Lalu, setelah mengucapkan kalimat di atas, ia
berubah tampilan. Rambutnya dipotong pendek dan dibentuk sedemikian rupa
keluaran salon, dan yang paling parah adalah bajunya yang benar-benar
umbar aurat. Bagian atas mengumbar dada, bagian bawah sangat pendek
pula.
Pesan ini sungguh menyesatkan kamu,
sobat muda. Di sini digambarkan seolah-olah hidup yang lebih baik adalah
mempermak diri secara fisik terutama dengan cara umbar aurat sepert
ini. Hidup yang semula terlihat monoton dengan tampang culun menjadi
berubah ceria dan berwarna ketika berani merubah ke arah yang lebih
‘liberal’. Bila tak disertai dengan pemahaman yang benar, bukan tak
mungkin akan banyak remaja yang tersesat dengan tayangan ini.
Perubahan, memang sebuah gaung indah
yang banyak digemakan orang. Perubahan adalah lambang kedinamisan hidup.
Seolah-olah kamu belum terlihat keren kalau belum ikut-ikutan
menyuarakan perubahan. Masalahnya, perubahan seperti apa yang berusaha
diraih? Apakah seperti yang ditampilkan oleh iklan amburadul itu? Atau
perubahan sejati yang memang diidam-idamkan oleh semua orang demi meraih
kebahagiaan sebenarnya?
Perubahan dilakukan karena orang ingin
meraih sebuah hidup yang lebih baik. Perubahan yang membawa pada kondisi
yang lebih buruk, bukan ini yang dimaksud oleh kata perubahan itu
sendiri. Masalahnya persepsi baik dan buruk ini yang seringkali tidak
sama antara satu orang dengan orang lainnya. Bila ada perbedaan di sini,
maka tentu saja kita akan memilih apa kata Islam saja untuk
mendefiniskannya. Sesuatu dikatakan buruk adalah bila Islam menyebutnya
buruk. Begitu juga apa yang dimaksud baik, maka lihat saja apa yang
dimaksud baik oleh hukum syara’.
Gadis dengan gambaran di atas bukan
melakukan perubahan namanya. Sebaliknya, gadis ini melakukan
pengerusakan atas diri sendiri dan teman sebaya di sekitarnya dengan
slogan sikapnya itu. Perubahan dikatakan apabila gadis yang semula
berkepang dua, berkacamata, dan berpakaian cenderung sopan
bermetamorfosa menjadi gadis yang kepang duanya hilang karena tertutup
rapat oleh kerudung yang menutup hingga dada. Baju yang cenderung sopan
itu berubah menjadi jilbab syar’i. Baju yang semula berupa kemeja
panjang dan celana jins diganti dengan baju longgar tanpa potongan di
tengahnya dan menutup baju dalam apabila di gadis akan keluar rumah.
Kacamata itu pilihan, mau tetap dipakai atau dirubah lensa kontak, no
problem.
Sosok inilah yang pantas mengucapkan
slogan kalimat pembuka di atas. Gadis seperti ini benar-benar melakukan
perubahan dalam makna positif dan bukan negative semacam umbar aurat
dalam versi iklannya. Bila perubahan ini yang dimaksud, maka sungguh
keren bila remaja putri semuanya mau mengikuti jejak sosok yang dimaksud
dalam topik kali ini. Nah, sudahkah kamu ambil bagian dalam perubahan
ini? Atau bahkan kamu menjadi bagian seperti sosok dalam iklan? Hiii..
na’udzubillah. Semoga perubahan apa pun yang kamu lakukan, patokannya
hanya berlandaskan hukum syara’ semata ya. Siip deh ^_^ [ria
fariana/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar